Viralin aja lagi…!!

Viral yaitu aktivitas di dunia maya yang menggambarkan penyebaran sebuah informasi melalui media online yang tersebar dengan cepat sehingga membuatnya menjadi populer dan menjadi perbincangan khalayak umum. Itu adalah definisi dari http://www.sumberpengertian.co/pengertian-viral. Arti gampangnya yaitu segala macam informasi, gambar, video, iklan, atau apapun yang ada di media elektronik yang menarik dan berputar secara cepat dan masif di internet antara satu pengguna internet dengan pengguna-pengguna lainnya.

Viral ini sebetulnya bentuk eskpresi penyebarluasan informasi dan kejadian yang dianggap menarik, atau lucu, atau bahkan dianggap sesuai dengan pendapat si penyebar viral tersebut. Makin banyak yang setuju, maka makin viral lah suatu informasi yang disebarkan tersebut. Makin viral informasi tersebut, makin populer lah viral itu di lini masa media sosial. Sayangnya viral lebih sering pada ekspresi negatif. Hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan warganet di negeri kita lebih menyukai viral yang dapat menimbulkan reaksi emosional.

Hal tersebut dibuktikan dengan postingan-postingan warganet, atau meme yang dibuat di lini masa lebih menonjolkan sisi emosional. Namun sayang, postingan yang seperti itulah yang membawa perasaan dan pemahaman banyak warganet yang kemudian memviralkan postingan tersebut, atau minimal ramai komentar bernada negatif di media sosial tempat mereka melihat postingan tersebut. Menurut Wasisto Raharjo Jati, seorang peneliti di Pusat Penelitian Politik LIPI, hal itu dapat menyuburkan pola pikir sumbu pendek di kalangan kelas menengah Indonesia.

Kenapa golongan menengah? Karena semakin banyaknya golongan masyarakat yang dikategorikan sebagai masyarakat dengan pendapatan kelas menengah. Salah satu ulasannya bisa kamu lihat di https://nasional.kompas.com/read/2012/06/08/13003111/Siapa.Kelas.Menengah.Indonesia. Kelas menengah inilah yang berpotensi paling besar memiliki akses terhadap internet melalui gawai pintar mereka. Meski tidak dapat dipungkiri, hampir setiap insan di Indonesia hampir dapat dipastikan memiliki minimal sebuah telepon genggam. Tidak harus yang bertipe smartphone, yang tipe jadul juga bisa kan dikategorikan memiliki telepon genggam.

Pengalaman saya dalam hal viral bisa saya contohkan di laman olahraga daring. Saya sendiri kadang suka melihat kolom komentar di laman olahraga daring. Meski saya awalnya eneg melihat komentar-komentar itu, tapi kemudian saya menjadi lucu sendiri membacanya. Bisa kamu buktikan sendiri deh, berita yang paling banyak komentarnya yaitu berita yang membicarakan Lionel Messi dan atau Cristiano Ronaldo. Apabila ada berita tentang mereka berdua, di kolom komentar pasti komentarnya pedas-pedas banget! Padahal di dunia nyata mereka berdua tidak saling membenci dan saling menghormati. Begitu pun meme yang beredar tentang mereka berdua lebih sering menjadi viral.

Misal di A adalah fans Messi, kemudian dia share berita tentang Messi yang baru saja mencetak gol ke 100-nya di Liga Champions (dimana berita itu menjadi viral karena Messi baru meraihnya), langsung deh warganet komentarnya penuh dan bermacam-macam. Yang pasti ada saja yang membuat komentar membandingkan Messi dengan Ronaldo, yang sayangnya sering dengan kata-kata yang sarkastik.

Viral tidak selalu negatif

Dengan adanya viral yang disebarkan sesuai dengan pemahaman dan atau persamaan cara pandang dari si yang menyebarkan, maka kemungkinan subjektifitas tentu sangat tinggi. Apabila seseorang merasa sepakat dengan informasi yang dia dapat, entah itu video, gambar, atau narasi, maka ia akan memposting ulang postingan itu sehinggal terjadilah viral. Kalau jaman twitter sangat berjaya dulu, makin banyak di retweet makin populer. Akibatnya jadi bahan intimidasi objek yang diviralkan atau jadi bahan ejekan terhadap pihak tertentu yang menjadi sasaran postingan tersebut.

Tapi tentu tidak semua hal yang diviralkan itu negatif, seringkali juga hal-hal yang lucu menjadi viral dan menjadi trending topic selama beberapa hari di beberapa lini masa media sosial. Termasuk juga hal-hal yang memang diperlukan untuk di viralkan untuk melindungi hak-hak rakyat kecil. Sebagai contoh nyata seorang pasien yang merasa terkena malpraktik di suatu Rumah Sakit, curhat di media sosial malah dipidanakan oleh si Rumah Sakit. Apabila kasus pemidanaan itu tidak viral, entah apa nasib si pasien tersebut sebagai pihak yang lemah: terkena malpraktik, sakit tidak sembuh, digugat pidana oleh RS yang memiliki pengacara hebat. Ada juga contoh lain anak pejabat yang konon menabrak mati penumpang suatu mobil di jalan  tol, apabila tidak diviralkan masih menjadi pertanyaan yang bersifat konspirasi, apakah benar ia kan diadili secara adil, diproses hukum sesuai dengan hukum acara pidana? Entahlah tapi yang jelas ia konon juga telah diadili, telah didakwa, dan telah menjalani hukumannya secara setimpal.

Jadi, selain menjadi bahan pembenaran bagi suatu informasi yang dianggap sesuai dengan pendapat pribadi yang bersangkutan, bisa juga menjadi alat gerakan sosial, viral juga dapat berfungsi melindungi rakyat awam, yaitu masyarakat biasa dari kesewenang-wenangan penguasa. So, viralin aja lagi?!?

 

Advertisement

One thought on “Viralin aja lagi…!!

Add yours

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Blog at WordPress.com.

Up ↑

https://zonadamai.com/

Mari berdiskusi mengenai Filsafat, Hukum, Sumber Daya Manusia, dan Gagasan

Notes from an Indonesian Policy Wonk

Notes and Analysis on Indonesian Current Affairs and Policies

Khalid Mustafa's Weblog

Sebuah Catatan Kecil

Pan Mohamad Faiz, S.H., M.C.L., Ph.D.

Constitutional Law, Comparative Constitutional Law, Constitutional Court and Human Rights

JURNAL HUKUM

Mari berdiskusi mengenai Filsafat, Hukum, Sumber Daya Manusia, dan Gagasan

The Chronicles of a Capitalist Lawyer

Mari berdiskusi mengenai Filsafat, Hukum, Sumber Daya Manusia, dan Gagasan

Ibrahim Hasan

Mari berdiskusi mengenai Filsafat, Hukum, Sumber Daya Manusia, dan Gagasan

%d bloggers like this: