Pendidikan Inklusif Guna Mengoptimalkan Potensi SDM Indonesia

Beberapa saat lalu saat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR, diketahui rencana pemerintah untuk memberi pengakuan khusus terhadap pelajar dengan prestasi non-akademik. Sehingga anak-anak yang memiliki bakat tertentu di luar bidang akademis akan tetap diakui dan diberikan cap kredibel dari Kemendikbud. Prestasi non-akademik yang dicap kredibel tersebut dapat dimanfaatkan untuk masuk ke sekolah atau perguruan tinggi favorit melalui jalur prestasi.

Mendikbud akan mengesahkan kemampuan atau bakat khusus tersebut, karena kemampuan anak-anak tidak melulu disamakan melalui suatu nilai hitungan dan hapalan. Apabila semua hewan diuji dengan ujian yang sama dalam hal kemampuan memanjat pohon, maka ikan akan merasa bodoh seumur hidupnya karena selamanya dia tidak akan dapat memanjat pohon.

Dari dulu sudah ada pengakuan mengenai bakat khusus yang dimiliki anak, misal ada slot khusus untuk masuk ke sekolah negeri apabila memiliki prestasi di bidang tertentu seperti olahraga atau olimpiade sains. Namun, karena tidak diformalkan maka tidak diakui oleh pemerintah. Akibatnya setelah lulus, besar kemungkinan anak tersebut kehilangan minat meneruskan bakatnya atau orang tua si anak tidak mendukung anaknya mengembangkan bakatnya tersebut dengan pertimbangan mencari kerja dibutuhkan dokumen formil. Sementara bakat khusus tersebut tidak memiliki pengakuan formal dari pemerintah. Oleh karena itu, langkah Mendikbud ini dapat dianggap angin segar bagi anak-anak berbakat khusus di seluruh Indonesia. Asalkan ide tersebut benar-benar dijalankan secara konsisten. Program pendidikan yang inklusif ini tentu diharapan dapat memberikan harapan baru bagi orang tua dan anak yang memiliki bakat khusus. Bakat tersebut pada akhirnya dapat terus diasah secara berjenjang dan diteruskan. Pada ujungnya dapat memberikan manfaat bagi bangsa secara keseluruhan, misalkan banyak atlet-atlet cilik baru yang menonjol karena orang tuanya mendukung. Regenerasi pebulutangkis tidak stagnan dan kita bisa kembali menantang Tiongkok dalam perebutan piala Thomas dan Uber, pesepakbola kita dapat menembus tim-tim mancanegara karea bakatnya besar, anak-anak Indonesia akan semakin banyak yang menjuarai berbagai olimpiade sains dan robotik, banyak ilmuwan cilik yang mengembangkan temuan terbarunya, dan sebagainya. Apabila boleh mengambil contoh pesepakbola terdepan saat ini, apabila Messi adalah contoh bakat (talent) yang teramat besar maka Ronaldo adalah contoh kemampuan (skill) yang giat diasah. Apabila keduanya digabungkan, yaitu anak-anak yang sudah berbakat kemudian ditunjang dengan peningkatan kemampuan yang gradual dan konsisten maka terciptalah gabungan Messi dan Ronaldo dalam diri anak-anak Indonesia, semoga!.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑

https://zonadamai.com/

Mari berdiskusi mengenai Filsafat, Hukum, Sumber Daya Manusia, dan Gagasan

Notes from an Indonesian Policy Wonk

Notes and Analysis on Indonesian Current Affairs and Policies

Khalid Mustafa's Weblog

Sebuah Catatan Kecil

Pan Mohamad Faiz, S.H., M.C.L., Ph.D.

Constitutional Law, Comparative Constitutional Law, Constitutional Court and Human Rights

JURNAL HUKUM

Mari berdiskusi mengenai Filsafat, Hukum, Sumber Daya Manusia, dan Gagasan

The Chronicles of a Capitalist Lawyer

Mari berdiskusi mengenai Filsafat, Hukum, Sumber Daya Manusia, dan Gagasan

Ibrahim Hasan

Mari berdiskusi mengenai Filsafat, Hukum, Sumber Daya Manusia, dan Gagasan

%d bloggers like this: